Sabtu, 21 Mei 2011

Anak Penyapu Jalan

Pada suatu pagi yang cerah, Desy bersama sahabatnya Melinda dan Astari, mereka sedang berolahraga. Kegiatan ini selalu mereka lakukan dengan rutin. Bagi mereka jika berolahraga pagi itu sangat baik. Karena selain udaranya masih sangat segar,dan membuat mereka menjadi lebih semangat. Saat mereka sedang berolahraga Desy melihat anak kecil yang sedang menyapu jalan.

Tiba-tiba Desy menjadi iba kepada anak tersebut. "Des, kamu kenapa melamun?" tanya Melinda sambil menepuk bahu Desy. "ah,tidak...aku hanya merasa iba kepada anak itu."sambil menunjuk ke arah anak penyapu jalan tersebut.

"Aku merasa iba kepada anak itu,kasian sekali dia di pagi-pagi buta seperti ini dia sudah harus bekerja mencari uang sebagai penyapu jalan." sambung Desy.

"Iya juga sih. aku merasa kasian terhadap anak itu.." kata Melinda. "Hei, kalian dari tadi sedang membicarakan apa?" tanya Astari

"Begini ceritanya Desy merasa iba terhadap anak penyapu jalan itu." jawab Melinda.
lalu Astaripun melihat ke anak itu, lama sekali Astari memerhatikan anak itu dan sepertinya Astari mengenal wajah anak tersebut.

"Ada apa,Astari?" tanya Melinda dengan heran. "uhm...anak itu adalah anak teman ibuku." jawab Astari

"Eh,yang benar kamu?" tanya Desy dengan tidak yakin. "Benar. Namanya adalah Pratiwi. keluarganya hidup serba kekurangan. ibuku seringkali memberi mereka makanan dan baju."

"Memang orang tua Pratiwi bekerja sebagai apa?" tanya Desy lagi. "ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. ibuku bilang gaji mereka begitu kecil sehingga untuk membiayai sekolah Pratiwi tidak bisa." kata Astari dengan sedih.

"Jadi dia putus sekolah?" tanya Desy "iya..." jawab Astari

"dan lagi pula dia adalah anak yang pintar." kata Astari "sangat disayangkan anak sepintar dia harus putus sekolah." kata Melinda dengan sedih
"hei, bagaimana kalau kita membantu dia?" usul Desy "boleh saja,tapi bagaimana caranya?" tanya Melinda.
"Nanti kita masing-masing dar rumah membawa barang yang masih bisa di pakai untuk dia. Dan aku juga akan coba berbicara kepada orang tuaku agar orang tua dia bisa di kerjakan di rumahku." jawab Desy
"Wah, boleh juga usulmu. Aku setuju" kata Astari dengan semangat.

"Ya sudah,kalau begitu besok kita semua berkumpul di sini jam 06.00 terus kita kasih barang-barang kita ke dia." kata Melinda

"Ya, oke." kata Desy dan Astari dengan serempak.
Akhirnya mereka bertiga pulang ke rumah masing-masing dan mecari barang yang masih bisa di pakai oleh Pratiwi.

Dan pagipun telah tiba, mereka bertiga berkumpul di taman yang kemarin. Saat itu mereka melihat Pratiwi yang sedang menyapu. Lalu mereka bertiga langsung menghampiri Pratiwi.

"Pratiwi, selamat pagi." sapa Astari "ah, Astari. Selamat pagi juga." sapa balik Pratiwi dengan ramah. "Pratiwi, aku dan sahabatku punya sesuatu untuk kamu?" kata Astari

"Untuk aku? apa?" tanya Pratiwi dengan heran. Lalu mereka bertiga langsung mengasih ke Pratiwi.
Saat Pratiwi membuka bungkusan tersebut ternyata isinya adalah alat-alat kebutuhan sekolah. ada sepatu, seragam, tas, dan alat-alat tulis. Sungguh senang hati Pratiwi "ah,terimaka kasih! aku senang sekali! kalian sungguh baik" kata Pratiwi dengan senang.

"Sama-sama." jawab mereka bertiga dengan kompak.
"Dan Pratiwi mulai besok orang tua kamu akan bekerja di rumahku." kata Desy

"Sebagai apa?" tanya Pratiwi "ibumu akan bekerja sebagai penjaga anak dan ayah kamu akan bekerja sebagai sopir. Yah...gajinya mungkin tidak seberapa besar" jawab Desy

"Terima kasih banyak. orang tuaku pasti sangat senang mendengar kabar ini!" "Iya,sama-sama." kata Desy 'dan lagi pula kita harus saling tolong menolong" sambung Astari "dan juga besok kamu sudah mulai bisa bersekolah lagi dan kamu akan satu kelas dengan kami" sambung Melinda.

"Iya,terima kasih banyak" kata Pratiwi dengan senang.

Akhirnya Pratiwi sudah mulai bisa bersekolah lagi dan orang tuannya juga bisa mendapat pekerjaan yang layak. Pratiwi sungguh bersyukur karena ia bisa bersekolah dan mempunyai teman yang begitu baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar